BOGOR – Presiden Republik Indonesia sekaligus Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, menekankan pentingnya kekuatan pertahanan dalam menjaga kedaulatan negara. Pernyataan ini disampaikan dalam pengarahan kepada para Komandan Satuan (Dansat) TNI di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
“Kita tidak bisa melindungi hanya dengan itikad baik, kata-kata, atau teori. Melindungi adalah dengan kekuatan. Jika sebuah negara ingin merdeka dan sejahtera, maka harus punya kekuatan untuk melindungi diri dan kekayaan alamnya,” tegas Presiden Prabowo di hadapan para komandan satuan dari tiga matra TNI.
Presiden juga mengingatkan bahwa para pendiri bangsa telah menetapkan perlindungan rakyat sebagai tujuan utama negara, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
“Sejak awal, fungsi utama negara adalah perlindungan. Fungsi melindungi berarti pertahanan,” ujar Presiden.
Presiden Prabowo menyoroti berbagai konflik global yang menunjukkan betapa negara-negara besar bisa runtuh tanpa sistem pertahanan yang kuat. Ia menegaskan bahwa Indonesia harus terus mempertahankan stabilitas dan menghindari keterlibatan dalam konflik yang dapat mengundang ancaman dari luar.
“Kita bersyukur bahwa dalam 25 hingga 30 tahun terakhir, NKRI tetap terjaga dan terhindar dari invasi,” kata Presiden.
Dalam pengarahan ini, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto melaporkan kehadiran 1.004 perwira menengah dan tinggi dari berbagai matra serta tingkatan. Panglima juga mengapresiasi perhatian Presiden terhadap pengembangan TNI, termasuk pembentukan Batalyon Teritorial, peningkatan jumlah batalyon, dan modernisasi alutsista.
“TNI akan terus berkomitmen melaksanakan program prioritas nasional yang Bapak canangkan. Kami juga aktif dalam ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan tidur di berbagai wilayah Indonesia,” ujar Panglima.
Untuk menjaga stabilitas keamanan, TNI telah meningkatkan operasi pengamanan perbatasan yang berhasil menggagalkan berbagai upaya penyelundupan, termasuk narkoba dan perdagangan manusia. Selain itu, TNI terus memperkuat peran diplomasi militer melalui kerja sama regional, latihan bersama, dan operasi bantuan kemanusiaan.
“Diplomasi ini bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral dan multilateral, serta menciptakan stabilitas kawasan,” tutup Panglima.