Sekarang ini, media sosial udah jadi semacam “panggung utama” buat banyak hal, termasuk dunia politik. Orang-orang lebih sering lihat update politikus di Instagram atau Twitter (X) ketimbang nonton berita di TV. Nah, buat anggota DPR, DPD, atau MPR, ini peluang besar. Karena lewat satu postingan aja, bisa langsung terhubung dengan ribuan bahkan jutaan orang. Apalagi kalau kontennya viral. Gak cuma rame, tapi juga bisa bantu membangun citra positif anggota DPR secara lebih cepat dan luas.
Tapi tentu aja, bikin konten viral itu gak cukup cuma dengan upload asal. Harus tahu polanya, tahu caranya. Ada tips dan strategi khusus biar postingan kamu gak cuma dilihat, tapi juga disukai, dibagikan, dan dikomentarin. Yuk, kita bahas langkah-langkahnya satu per satu.
Kenalin Dulu Siapa Audiens Kamu
Sebelum ngomongin isi konten, penting banget tahu dulu siapa sih yang kamu ajak ngobrol. Sosmed itu luas, tapi siapa target utama kamu? Anak muda? Warga desa? ASN? Mahasiswa? Masyarakat umum?
Kalau udah tahu siapa yang jadi target, kamu jadi bisa lebih tepat dalam milih gaya bahasa, visual, dan topik. Misalnya kalau mau nyasar anak muda, gaya bahasa yang terlalu formal bisa bikin mereka skip. Tapi kalau kamu tahu audiens kamu seneng gaya ngobrol yang ringan tapi tetap informatif, kamu udah satu langkah lebih maju.
Tips sederhana buat kenali audiens:
-
Coba lihat siapa aja yang sering komen atau share postingan kamu sebelumnya
-
Lihat insight atau statistik dari Instagram, Facebook, atau X
-
Kalau perlu, bikin polling kecil-kecilan buat tahu mereka pengennya lihat konten seperti apa
Pilih Isu yang Lagi Hangat
Konten yang viral itu biasanya nyambung sama isu yang lagi rame dibahas orang. Tapi bukan berarti harus ikut-ikutan terus ya. Pilih isu yang memang sesuai dengan nilai atau posisi kamu sebagai anggota legislatif.
Misalnya nih, kalau lagi rame soal harga beras naik, kamu bisa bahas soal solusi yang sedang diperjuangkan di parlemen. Atau kalau lagi tren bahas soal mental health, kamu bisa angkat cerita warga yang dapat bantuan setelah kebijakan tertentu diterapkan.
Contoh isu yang sering viral:
-
Kesejahteraan masyarakat
-
Infrastruktur yang belum merata
-
Pendidikan dan lapangan kerja
-
Isu lingkungan
-
Respon cepat saat bencana atau krisis
Tentukan Format yang Cocok
Gak semua topik harus dibahas lewat teks panjang. Kadang, visual lebih kuat. Di lain waktu, video pendek lebih kena. Jadi kamu harus pintar-pintar milih format.
Beberapa format yang cocok buat konten politik:
-
Video singkat (30 detik sampai 2 menit) pas banget buat reels atau TikTok
-
Foto before-after dari proyek yang udah kamu bantu realisasikan
-
Cerita pendek dari warga, dibumbui narasi yang kuat
-
Infografis yang simpel tapi informatif
-
QnA singkat di story buat ajak interaksi
Kalau bisa, variasikan. Hari ini upload video, besok posting carousel foto, lusa coba bikin polling. Itu semua juga termasuk cara meningkatkan engagement postingan di sosmed yang lumayan ampuh.
Gunakan Cerita, Bukan Sekadar Laporan
Coba bandingin dua jenis postingan ini:
A:
Hari ini saya menghadiri rapat dengan Komisi II membahas distribusi bantuan logistik.
B:
Tadi pagi, saya sempat ngobrol dengan Pak Darto, seorang petani dari daerah pinggiran yang selama ini belum pernah tersentuh bantuan. Dia bilang, “Pak, baru kali ini saya merasa didengar.” Itu yang bikin saya makin yakin, distribusi logistik harus merata sampai ke lapisan paling bawah.
Kira-kira, mana yang lebih ngena?
Jawabannya jelas. Orang lebih suka cerita. Ada emosi, ada konflik, ada penyelesaian. Itu bikin mereka terhubung secara emosional, dan peluang untuk nge-share konten kamu jadi lebih besar.
Gunakan Bahasa yang Dekat dan Gak Terlalu Formal
Bahasa formal itu sah-sah aja, apalagi kalau kamu lagi bahas hal teknis. Tapi, buat konten yang mau viral, bahasa yang terlalu kaku justru bisa bikin orang enggan baca sampai habis.
Coba pakai gaya bahasa yang lebih cair. Seolah-olah kamu lagi ngobrol, bukan ceramah.
Contoh perbandingan:
Formal:
Realisasi anggaran pembangunan infrastruktur desa mengalami peningkatan sebesar 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Santai:
Anggaran buat bangun jalan dan jembatan di desa tahun ini naik 15 persen. Itu artinya, makin banyak desa bisa ngerasain jalan yang layak buat akses ekonomi.
Waktu Posting Itu Penting
Sebagus apapun kontennya, kalau di-posting di waktu yang salah, bisa tenggelam. Algoritma sosial media suka banget sama interaksi cepat. Jadi makin banyak yang lihat dan komen dalam 10 menit pertama, makin besar kemungkinan konten kamu muncul di feed orang lain.
Waktu yang biasanya efektif:
-
Jam 6-8 pagi (orang baru bangun, cek HP)
-
Jam 12-13 siang (waktunya istirahat makan siang)
-
Jam 7-9 malam (waktu santai sebelum tidur)
Tapi jangan terpaku juga, karena setiap audiens punya kebiasaan beda-beda. Lihat insight akun kamu buat tahu waktu aktif follower kamu.
Ajak Orang Buat Ikut Terlibat
Salah satu cara meningkatkan engagement postingan di sosmed adalah dengan ngasih ajakan atau pertanyaan terbuka. Jadi, jangan cuma satu arah. Coba ajak audiens kamu buat diskusi, kasih pendapat, atau bahkan cerita pengalaman mereka sendiri.
Contoh call-to-action:
-
Menurut kamu, gimana seharusnya solusi atas masalah ini?
-
Cerita kamu penting, tulis di kolom komentar ya
-
Kalau kamu setuju, bantu share supaya lebih banyak yang tahu
Orang suka merasa dilibatkan. Kalau mereka merasa pendapatnya dihargai, mereka bakal lebih aktif dan loyal.
Kolaborasi Itu Kunci
Gak ada salahnya sesekali kolaborasi sama influencer, content creator lokal, atau bahkan tokoh masyarakat yang udah punya basis follower sendiri. Asal kolaborasinya relevan dan gak dipaksakan, hasilnya bisa luar biasa.
Bisa bikin video bareng, podcast ringan, atau sekadar minta mereka repost konten kamu. Kalau kamu kerja nyata dan punya cerita kuat, banyak orang bakal mau dukung secara organik.
Hindari Kesalahan Umum
Beberapa hal yang sering bikin konten gak jalan:
-
Teks terlalu panjang tanpa jeda
-
Gambar atau video buram
-
Caption gak jelas atau terlalu datar
-
Terlalu sering promosi diri tanpa value
-
Jarang interaksi balik dengan komentar
Coba hindari itu. Bangun ritme konten yang konsisten tapi tetap variatif.
Etika Tetap Nomor Satu
Walau tujuannya viral, jangan pernah korbankan etika. Sebagai pejabat publik, kamu tetap harus jaga integritas. Jangan share info yang belum jelas kebenarannya. Hindari provokasi, SARA, atau framing yang bisa menimbulkan konflik.
Dan yang paling penting, selalu utamakan kebermanfaatan buat masyarakat. Sosmed itu cuma alat. Tujuan besarnya tetap: membangun komunikasi yang baik dengan rakyat.
Penutup
Di zaman sekarang, satu postingan bisa jadi pintu masuk buat ribuan orang mengenal siapa kamu. Tapi jangan cuma kejar viral. Jadikan kontenmu sebagai medium untuk membangun citra positif anggota DPR, jadi tempat berbagi solusi, inspirasi, dan harapan.
Viral itu bonus. Tapi ketika orang percaya, terlibat, dan merasa dekat, itu yang sebenarnya kamu cari.
Dan kalau kamu mau mulai langkah lebih konkret buat bangun interaksi yang sehat dan aktif di media sosial, rajakomen.com bisa jadi partner yang pas buat bantu kamu tampil lebih relevan dan berpengaruh di dunia digital.